Pages

Jumat, 28 Februari 2014

Day 1: Jaket Cokelat dan Sisa Parfum

Dear Sa,

Mengepak perbekalan dan bertualang mungkin memang sudah mengalir dalam darah kita. Seperti zaman-zaman yang kita lalui dahulu, saat terpisah dan akhirnya bertemu pandang kembali. Ah, tapi, tetap saja, entah kamu atau aku yang melancong, tak bisa menghindarkan sensasi hati yang mencelus dan ruang hampa yang tiba-tiba tercipta ketika satu di antara kita mengudara. Sesering apa pun kamu mengemas koper dan melancong tanpaku, tetap tak bisa membuatku sekuat istri-istri pejuang gerilya yang ditinggalkan suaminya menggempur batalion musuh berbulan-bulan lamanya.

Terbangun dengan jaket cokelatmu yang rapat kusut dalam pelukanku, membuatku tersedak rindu akan dekap hangatmu yang biasanya kutemukan saat membuka mata pagi hari. Hal yang membuatku tersenyum, engkau sedang menuju dekap hangat Sang Maha di tanah-Nya.

Ah, baru hari pertama, rasanya sudah ingin berdoa meminta waktu dilipat mendekat kepadaku dengan cepat. Setiap penjuru rumah mengingatkanku kepadamu. Mungkin sebaiknya aku tenggelam dalam project kerja terbaru, agar degup rinduku tak juga ditingkahi isi kepala yang mencari-cari kecup pagimu.

Aku izin, ya, merajai galau dua minggu ke depan. Yeah, I'm just an ordinary woman, yang sudi dicap segalau abg kebanyakan kalau itu berarti sedang terpapar kangen. Tak ada femme yang tak galau, begitu kata pepatah. Sama halnya tidak ada kepergian yang tak membuat galau. Galau yang semoga berwujud akhir draft terbaruku yang akan kusodorkan kepadamu saat pulang nanti. Paling tidak, aku berusaha, Sa, agar galau ini sedikit naik kelas dengan berujung karya. Itu juga kalau isi kepala masih bertahan dan tidak kuyup dibasahi air mata. Itu juga kalau... Itu juga kalau... Duh, level galaunya sudah melejit satu strip. Aku kembali ke daftar review dan copy rights dulu, ya. Come home, soon, Silver.


kisskiss,
AR


0 komentar:

Posting Komentar