Pages

Senin, 18 November 2013

See You When I See You



Meski sudah mulai terbiasa, mengecup tanganmu setiap turun dari Marcell yang mengantarku merangkai mimpiku pada pagi hari, sekaligus melepasmu terbang memahat mimpimu, tetap saja terasa.... sepa.

Seperti teh tanpa gula yang diseduh dari air dispenser. Terasa kurang.

Saat membuka pintu rumah, dan mendapati di dalamnya hanya ada aku dan reid dan beruang-beruang penghuni sofa merah itu, rasanya seperti ingin berdiam diri sampai pagi datang lagi.

Lekas pulang, jika pahatan mimpimu sudah tuntas. Akhir pekan, akan kita nikmati seperti biasa. Dengan sepoci teh, tumpukan komik, senandung Payung Teduh, hangatnya selimut merah, dan rindu yang berdeburan.

Merindumu.

0 komentar:

Posting Komentar